4 Fakta Tentang Sarang Lebah
Fakta Pertama
Sarang lebah berbentuk heksagonal atau segi enam yang berfungsi sebagai tempat
penyimpanan madu. Setelah melalui penelitian panjang, para ahli matematika
menyimpulkan bentuk inilah yang paling optimal sebagai tempat penyimpanan madu,
dilihat dari segi efektivitas ruang yang terbentuk dan bahan yang digunakan
untuk membuatnya.
Bentuk heksagonal
yang simetris, jika digabungkan akan menghasilkan kombinasi ruang guna yang
sempurna, yaitu tidak menghasilkan ruang-ruang sisa yang tak berguna, seperti
jika ruang-ruang yang berpenampang lingkaran atau segilima. Lebih jauh, bentuk
ruang dengan penampang segitiga atau segiempat bisa jadi juga menghasilkan
kombinasi yang optimal. Walaupun demikian, bahan baku yang dibutuhkan untuk
membuat bentuk-bentuk ini ternyata lebih banyak daripada yang dibutuhkan untuk
membuat bentuk ruang dengan penampang heksagonal. Ruang penyimpanan berbentuk
heksagonal, ternyata membutuhkan bahan baku lilin paling sedikit, dengan daya
tampung terbesar.
Lebah membangun
sarangnya dengan menyusun dari sudut-sudut yang berbeda, biasanya dari empat
titik yang berbeda dan bertemu di tengah. Dalam tingkat kesalahannya sangat
kecil bahkan tanpa kesalahan sedikitpun. Sarang berbentuk segi enam merupakan
bentuk yang terbaik karena dalam hal ini lebah menyimpan madu dalam jumlah
besar.
Penggunaan bahan
baku lilin pun sedikit. Dalam rongga sarang yang dibuat lebah antara satu
dengan yang lainnya dibelakang selalu dibuat dengan kemiringan 13 derajat
dengan posisi miring keatas. Dengan maksud agar madu yang telah disimpan tidak
tumpah dalam masa penyimpanan.
Sarang yang
dibangun lebah dapat menampung 80 ribu lebah yang hidup dan bekerja
bersama-sama, dengan menggunakan sedikit bagian dari lilin lebah.
Sarang tersebut
tersusun atas sarang madu berdinding lilin lebah, dengan ratusan sel-sel kecil
pada kedua permukaannya. Semua sel sarang madu berukuran sama persis. Keajaiban
teknik ini dicapai melalui kerja kolektif ribuan lebah. Lebah menggunakan
sel-sel ini untuk menyimpan makanan dan memelihara lebah muda.
Selama jutaan
tahun, lebah telah menggunakan struktur segi enam untuk membangun sarangnya.
(Sebuah fosil lebah yang berusia 100 juta tahun telah ditemukan). Sungguh
menakjubkan bahwa mereka memilih struktur segi enam, bukan segi delapan atau
segi lima. Ahli matematik memberikan alasannya: “struktur segi enam adalah
bentuk geometris yang paling sesuai untuk memanfaatkan setiap bahagian unit
secara maksimum”. Jika sel-sel sarang madu dibangun dengan bentuk lain, akan
terdapat bagian yang tidak terpakai, sehingga lebih sedikit madu yang bisa
disimpan dan lebih sedikit lebah yang mendapatkan manfaatnya.
Pada kedalaman
yang sama, bentuk sel segi tiga atau segi empat dapat menampung jumlah madu
yang sama dengan sel segi enam. Akan tetapi, dari semua bentuk geometris
tersebut, segi enam memiliki keliling yang paling pendek.
Kesimpulannya:
sel berbentuk segi enam memerlukan jumlah lilin paling sedikit dalam
pembangunannya, dan menyimpan madu paling banyak. Lebah tentu tidak akan mampu
menghitung ini, yang hanya dapat dilakukan manusia dengan perhitungan geometris
yang rumit. Hewan kecil ini menggunakan bentuk segi enam secara fitrah, hanya
karena mereka diajari atau “diilhami” oleh Tuhan mereka.
Dilihat dari
aspek ekonomi bangunan, lebah telah memberi contoh kepada manusia tentang
optimalisasi biaya tanpa mengurangi nilai estetika bangunan. Suatu pelajaran
yang sangat patut dikagumi dari makhluk mungil ini, yang membangun sarangnya.
Fakta
kedua yang juga menakjubkan dari sarang lebah, adalah keteraturan sudut
yang sangat akurat. Setiap rongga dibangun dengan kemiringan tiga belas
derajat, dengan bagian yang lebih rendah berada di dalam. Sudut-sudut ini
selalu berulang dengan tingkat akurasi yang sempurna. Dengan demikian, madu
yang disimpan tidak akan mengalir ke luar.
Dari segi
kekuatan, sarang lebah yang menggantung dan tampak rentan terhadap kerusakan
ini, sebenarnya memiliki kekuatan yang besar. Hal ini ditunjukkan oleh
kemampuan sarang itu untuk menahan beban beratus-ratus lebah, sekaligus
menampung madu di dalam setiap rongganya. Dengan demikian, sistem perekatan
yang digunakan untuk menggantung sarang di tempat-tempat yang tinggi pun
memiliki tingkat kekokohan yang tinggi.
Lebih jauh, kita
dapat menemukan hal yang menakjubkan dari teknik lebah dalam bekerja sama
membangun sarangnya. Lebah-lebah itu memulai membangun sarang dari beberapa
titik yang berbeda. Mereka membentuk kelompok kerja yang bekerja dari
tempat-tempat yang berbeda, sampai akhirnya kantung-kantung heksagonal yang
terbentuk bertemu di tengah-tengah, dengan tingkat ketepatan yang sempurna.
Pada sarang lebah
kita juga dapat menemui penerapan dari berbagai prinsip estetika atau
keindahan. Simetrisitas yang terdapat dalam pengaturan komposisi geometris pada
sarang lebah memberikan kesan keseimbangan yang sangat kuat secara keseluruhan.
Penggunaan bentuk-bentuk heksagonal yang berapit secara sempurna menghasilkan
kesatuan desain yang diperoleh melalui perulangan-perulangan yang teratur. Di
balik bentuknya yang sederhana, kita dapat melihat kerumitan yang terdapat
dalam setiap detail pembuatannya, berupa presisi ukuran yang sangat sempurna,
keteraturan perletakan dan ketepatan pemilihan bentuk dan komposisi.
Fakta
Ketiga adalah Pengaturan kelembapan dan ventilasi: Kelembapan sarang, yang
membuat madu memiliki kualitas perlindungan tinggi, harus dijaga pada
batas-batas tertentu. Pada kelembapan di atas atau di bawah batas ini, madu
akan rusak serta kehilangan kualitas perlindungan dan gizinya. Begitu juga,
suhu sarang harus 35 C selama sepuluh bulan pada tahun tersebut. Untuk menjaga
suhu dan kelembapan sarang ini pada batas tertentu, ada kelompok khusus yang
bertugas menjaga ventilasi.
Jika hari panas,
terlihat lebah sedang mengatur ventilasi sarang. Jalan masuk sarang dipenuhi
lebah. Sambil menempel pada struktur kayu, mereka mengipasi sarang dengan
sayap. Dalam sarang standar, udara yang masuk dari satu sisi terdorong keluar
pada sisi yang lain. Lebah ventilator yang lain bekerja di dalam sarang,
mendorong udara ke semua sudut sarang. Sistem ventilasi ini juga bermanfaat
melindungi sarang dari asap dan pencemaran udara.
Fakta
Keempat adalah Sistem kesehatan: Lebah menjaga kualitas madu tidak
terbatas hanya pada pengaturan kelembapan dan panas. Di dalam sarang terdapat
sistem pemeliharaan kesehatan yang sempurna untuk mengendalikan segala
peristiwa yang mungkin menimbulkan bakteria. Tujuan utama sistem ini adalah
menghilangkan zat-zat yang mungkin menimbulkan bakteria. Prinsipnya adalah
mencegah zat-zat asing memasuki sarang. Untuk itu, dua penjaga selalu
ditempatkan pada pintu sarang. Jika suatu zat asing atau serangga memasuki
sarang walau sudah ada tindakan pencegahan ini, semua lebah berusaha untuk
mengusirnya dari sarang.
sumber:
No comments:
Post a Comment